Dior Dior Dior

Bangunan Megah Sepi Pembeli, Asa Pedagang Kuliner Pasar Sentul Jogja Lesu

Dior

Apa Kabar Yogyakarta – Harapan besar para pedagang kuliner di Pasar Sentul Yogyakarta kini mulai meredup. Sejak direlokasi dari kawasan eks-Alun-alun Sewandanan Pakualaman, para pedagang yang dulu sempat bermimpi akan meraih rezeki berlipat di tempat baru, kini justru menghadapi kenyataan pahit: sepinya pembeli.

Bangunan pasar yang megah dan modern itu kini lebih sering tampak lengang. Deretan kios kuliner di lantai bawah hanya sesekali dikunjungi pembeli, sementara eskalator yang menghubungkan lantai satu dan dua nyaris tak pernah beroperasi karena minimnya pengunjung.

Dior
Wajah Pasar Sentul Yogyakarta Setelah Direvitalisasi, Usung Konsep Bangunan  Bergaya Indis - Kabar Sleman
Bangunan Megah Sepi Pembeli, Asa Pedagang Kuliner Pasar Sentul Jogja Lesu

Siti Rahma (43), salah satu pedagang makanan tradisional, mengaku penghasilannya turun drastis sejak dipindahkan ke Pasar Sentul. “Dulu di Sewandanan, tiap sore ramai orang lewat. Sekarang, sehari kadang cuma laku lima porsi,” keluhnya sambil menatap lapak yang nyaris kosong pembeli.

Menurutnya, lokasi pasar yang berada agak jauh dari jalan utama membuat warga enggan mampir. Ditambah lagi, kurangnya promosi dan belum adanya agenda rutin yang bisa menarik pengunjung semakin memperparah kondisi tersebut.

Baca Juga : Mahasiswa Internasional Belajar Keselamatan Kerja Lewat Membatik di Giriloyo Bantul

“Bangunannya bagus, tapi kalau tidak ada pengunjung, percuma. Kami butuh kegiatan rutin, seperti festival kuliner atau pasar malam agar orang datang,” ujarnya.

Kondisi serupa juga dialami pedagang lain. Sebagian bahkan mulai menutup kios lebih awal karena tidak sanggup menanggung biaya operasional harian. Padahal, sejak awal pindah, para pedagang berharap keberadaan bangunan baru ini dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan daya jual produk lokal.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogyakarta, Sri Haryanto, mengakui bahwa tingkat kunjungan di Pasar Sentul belum sesuai harapan. Ia mengatakan, pemerintah tengah berupaya menghidupkan kembali pasar tersebut dengan menggandeng berbagai komunitas untuk mengadakan kegiatan tematik setiap akhir pekan.

“Kami memahami keluhan pedagang. Dalam waktu dekat, akan ada agenda promosi dan kegiatan seni-budaya agar pasar ini lebih ramai,” jelasnya.

Kini, di tengah gemerlap kota wisata Yogyakarta, bangunan megah Pasar Sentul masih berjuang menemukan denyutnya. Para pedagang menaruh asa, agar kelak tempat itu benar-benar menjadi pusat kuliner yang hidup, bukan sekadar bangunan megah yang sunyi di tengah kota.

Dior