Dior Dior Dior

Penanganan Kemiskinan di Kota Jogja Harus Sentuh Akar Masalah

Dior

Apa Kabar Yogyakarta – Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa strategi penanggulangan kemiskinan di Kota Jogja tidak boleh dilakukan secara sepihak atau setengah hati. Menurutnya, pemerintah harus mampu menyentuh dua sisi sekaligus, yakni akar penyebab (kausatif) dan gejala (simptomatis) kemiskinan, agar hasilnya benar-benar berdampak dan berkelanjutan.

Lima Kemantren Jadi Kantong Kemiskinan Tertinggi, Begini Intervensi Pemkot  Yogyakarta – populi.id
Penanganan Kemiskinan di Kota Jogja Harus Sentuh Akar Masalah

“Penanganan kemiskinan itu jangan hanya simptomatis atau kausatif saja, tapi dua-duanya. Karena kalau hanya memperbaiki gejalanya tanpa menyentuh sebabnya, hasilnya tidak akan bertahan lama,” ujar Hasto usai menghadiri Musrenbang Tematik Kemiskinan 2025 di Balai Kota Jogja, Rabu (22/10/2025).

Dior

Sentuh Akar Penyebab: Pendidikan dan Akses Ekonomi

Hasto menjelaskan, akar penyebab kemiskinan di Kota Jogja sering kali berkaitan dengan rendahnya kualitas pendidikan, terbatasnya akses ekonomi, serta ketimpangan peluang usaha. Karena itu, ia mendorong agar program penanggulangan kemiskinan tidak hanya fokus pada penyaluran bantuan sosial. Tetapi juga mencakup pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

“Kalau akar penyebabnya tidak disentuh—misalnya pendidikan rendah, keterampilan terbatas, atau tidak punya akses modal—maka masyarakat akan terus kembali ke lingkaran kemiskinan,” jelasnya.

Pemerintah Kota Jogja, lanjutnya, akan memperkuat kolaborasi lintas sektor. Termasuk dengan dunia usaha, perguruan tinggi, dan organisasi sosial untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif dan produktif.

Baca Juga : Dinsos Bantul Optimistis Tekan Kemiskinan Ekstrem, Ini Kuncinya

Program Penanggulangan Harus Tepat Sasaran

Dalam forum Musrenbang tersebut, Hasto juga menyoroti pentingnya akurasi data kemiskinan agar program bantuan dapat tersalurkan tepat sasaran. Ia menegaskan, pembaruan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) menjadi salah satu prioritas agar kebijakan intervensi pemerintah benar-benar menjangkau masyarakat yang membutuhkan.

“Kalau datanya tidak akurat, maka programnya pun tidak efektif. Kita harus memastikan bahwa setiap rupiah anggaran yang digunakan benar-benar menyentuh warga miskin,” tegasnya.

Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Jadi Kunci

Hasto menekankan, penanggulangan kemiskinan tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah. Peran aktif masyarakat, dunia usaha, dan lembaga sosial menjadi faktor penting dalam mendukung keberhasilan program pengentasan kemiskinan.

“Pemerintah harus hadir dengan kebijakan yang berpihak, tapi masyarakat juga perlu ikut berdaya. Kita ingin membangun kemandirian warga miskin, bukan ketergantungan,” ujarnya.

Melalui pendekatan yang menyeluruh dan sinergis. Pemkot Jogja berharap tingkat kemiskinan dapat terus menurun secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. “Yang kita kejar bukan hanya penurunan angka statistik, tapi peningkatan kualitas hidup masyarakat,” pungkas Hasto.

Dior