Dior Dior Dior

GKR Hemas Ajak Semua Berperan Wujudkan Jogja Damai dan Inklusif

Dior

Apa Kabar Yogyakarta – GKR Hemas menegaskan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal sebagai wilayah yang istimewa bukan hanya karena status keistimewaannya secara hukum, tetapi juga karena karakter masyarakatnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, kedamaian, dan kebersamaan. Nilai-nilai inilah yang menjadi fondasi kuat bagi kehidupan sosial budaya di tengah perubahan zaman yang semakin dinamis.

GKR Hemas : Semua Pihak Harus Berperan Menjaga Jogja Tetap Damai
GKR Hemas Ajak Semua Berperan Wujudkan Jogja Damai dan Inklusif

Wakil Ketua DPD RI, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, mengajak seluruh masyarakat DIY untuk terus berperan aktif dalam menjaga dan mewujudkan suasana Jogja yang damai dan inklusif. Menurutnya, kedamaian tidak hanya diciptakan oleh aparat atau pemerintah, tetapi merupakan hasil dari kesadaran bersama seluruh lapisan masyarakat.

Dior

Menjaga Nilai Toleransi di Tengah Perubahan Sosial

Dalam keterangannya di Yogyakarta, GKR Hemas menegaskan bahwa seiring perkembangan zaman, Yogyakarta mengalami perubahan sosial yang cukup signifikan. Banyak pendatang dari berbagai daerah maupun negara datang ke kota ini untuk belajar, bekerja, dan menetap. Kondisi tersebut menjadikan Yogyakarta semakin beragam dari sisi budaya dan latar belakang masyarakatnya.

“Jogja hari ini bukan hanya milik warga asli Yogyakarta, tetapi milik semua yang mencintai dan menjaga nilai-nilai keistimewaannya,” ujar GKR Hemas.

Ia menambahkan bahwa masyarakat perlu mengolah rasa dan memperkuat empati agar mampu beradaptasi dengan perubahan tanpa kehilangan jati diri sebagai orang Jogja yang ramah, terbuka, dan menghargai perbedaan.

Baca Juga : Kampus Berperan Wujudkan Generasi Indonesia Emas 2045


Peran Masyarakat dalam Mewujudkan Jogja yang Aman dan Damai

GKR Hemas menilai bahwa keamanan dan kedamaian di Yogyakarta selama ini terjaga berkat sinergi antara pemerintah daerah, tokoh masyarakat, akademisi, dan komunitas warga. Ia berharap semangat gotong royong ini terus dijaga agar DIY tetap menjadi teladan bagi daerah lain dalam hal toleransi dan inklusivitas sosial.

Menurutnya, partisipasi aktif warga dalam berbagai kegiatan sosial, budaya, dan pendidikan adalah bentuk nyata cinta terhadap Yogyakarta. “Ketika masyarakat merasa memiliki dan ikut menjaga, maka Jogja akan selalu damai,” katanya.


Pendidikan Nilai dan Budaya sebagai Kunci

Lebih lanjut, GKR Hemas menyoroti pentingnya pendidikan nilai dan karakter sejak dini. Ia menekankan bahwa pendidikan berbasis budaya lokal. Kearifan tradisional seperti unggah-ungguh, tepo seliro, dan gotong royong perlu terus diwariskan kepada generasi muda.

“Anak-anak muda Jogja harus memahami bahwa keistimewaan daerah ini bukan hanya pada status administratifnya, tetapi pada perilaku warganya yang selalu menjunjung nilai-nilai luhur,” tutur GKR Hemas.


Jogja Sebagai Ruang Hidup Bersama

Dengan semangat inklusif dan kebersamaan. GKR Hemas berharap Yogyakarta tetap menjadi ruang hidup yang damai bagi semua, baik bagi warga asli maupun pendatang. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga harmoni sosial dan memperkuat rasa persaudaraan antarwarga.

“Jogja adalah rumah bagi semua orang. Mari kita rawat bersama dengan cinta, empati, dan tanggung jawab,” pungkasnya.

Dengan ajakan ini, GKR Hemas menegaskan kembali bahwa kedamaian Yogyakarta adalah tanggung jawab bersama, dan nilai-nilai toleransi harus terus dijaga. Agar Jogja tetap istimewa dalam arti yang sesungguhnya.

Dior